Kebudayaan Suku Banjar ( TUGAS ISD 1)

  • 0

Kebudayaan Suku Banjar
( Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Ilmu social Dasar Sri Wulandari)



  




Disusun Oleh :
Ayu Anggraini Jafri
51416845
Teknik Informatika



UNIVERSITAS GUNADARMA

Jl. Margonda Raya No.100 Pondok cina, Depok



BAB I
PENDAHULUAN

      A.   Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.


      B.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini digunakan memenuhi tugas dari guru bidang studi dan juga kita sebagai generasi penerus bangsa senantiasa diharapkan untuk mengenal kebudayaan suku Banjar yang terletak di Kalimantan selatan.

     C.     Batasan Masalah
Dalam membuat makalah ini, penulis membatasi pembahasan yaitu :
Kebudayaan Suku Banjar



BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Filosofi Hidup Suku Banjar

 

Tanah asal suku Banjar berada di Kalimantan Selatan, tapi kita dapat menemukan keturunan suku Banjar dalam jumlah yang cukup signifikan di beberapa wilayah sepertiKalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Riau, Jambi, Sumatera Utara, Jawa Timur bahkan di luar negeri seperti di Malaysia, Singapura dan Brunei. Aktivitas merantau orang orang Banjar sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu dan keturunan mereka juga berkembang di wilayah wilayah tersebut diatas. Diperantauan identitas mereka masih bisa dikenali sebagai orang Banjar perantauan. Migrasi keluar pulau Kalimantan, bukan hanya oleh suku Banjar, namun jauh ribuan tahun sebelumnya, tetangga suku Banjar yaitu manusia proto suku Dayak Maanyan diperkirakan telah melakukan migrasi ke pulau Madagaskar.
Seperti kecenderungan banyak pengembara, mereka juga ada yang beraktivitas di dunia perdagangan. Dengan banyaknya kantong kantong komunitas suku Banjar di luar tanah asal mereka dan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, maka bisa dikatakan bahwa orang orang Banjar adalah manusia pengembara juga. Mereka juga para petarung kehidupan yang tak gentar menghadapi kerasnya kehidupan perantauan. Perantau suku Banjar pada masa lalu turut serta dalam terbentuknya suku Suluk dan suku Sumbawa. Mengenai jumlah populasi keturunan Banjar perantauan belum ada data pasti, namun masih dibawah populasi Minangkabau perantauan dan Bugis-Makassar perantauan.

2.2 Mata Pencaharian di Kalimantan Selatan

Di Kalimantan ada 13 kabupaten. Ada kabupaten Tabalong, Barito Kuala, Tapin, Banjarmasin, Hulu Sungai Selatan, Kotabaru  kabupaten yang mempunyai masing masing mata pencaharian seperti hewan ternak, telekomunnikasi, transportasi, perdagangan berkebunan dan lain lain.

Untuk kabupaten banjar masin mata pencaharian nya adalah Pertanian Sistem pertanian yang dipraktekkan oleh petani Banjar di lahan rawa (lahan pasang surut, lebak, dan gambut) Kalimantan bagian selatan terutama di kawasan Delta Pulau Petak oleh para ahli, misalnya Collier, 1980: Ruddle, 1987; van Wijk, 1951; dan Watson, 1984, disebut sebagai Sistem Orang Banjar (Banjarese System) (Leevang, 2003).

Lalu untuk di kabupaten Barito Kuala mata pencaharian nya adalah petani lokal lahan rawa lebak sebagian besar hanya bertanam pada sekali setahun pada musim kering (banih rintak) dan sebagian kecil dapat bertanam dua kali dalam setahun (banih surung dan banih rintak). Mereka yang bertanam dua kali setahun umumnya sawahnya berkisar antara 10-20 borongan (0,3-0,6 ha) dengan produktivitas sebesar 3,5 ton/ha.

Di kabupaten Kotabaru mata pencaharian nya perdagangan dan pendidikan biasa nya mereka menjual makanan yang seperti ikan ayam mereka menjual sebesar 1,3 ton dan untuk pendidikan mereka mengajarkan utnuk anak anak di desa desa sekitarnya.


2.3 Sistem Kekerabatan Suku Banjar

Pada masyarakat Banjar, system organisasi dikenal dengan istilah bubuhan.Bubuhan(Banjar), Bubohan (Melayu Kayung), Bubuan (Tidung) adalah unit kesatuan famili atau kekerabatan biasanya sampai derajat sepupu dua atau tiga kali, bersama para suami atau kadang-kadang dengan para istri mereka. Anggota bubuhan tinggal di rumah masing-masing, (dahulu) dalam suatu lingkungan yang nyata batas-batasnya. Di antara anggota bubuhan ini terdapat seseorang yang menonjol sehingga dianggap sebagai pemimpin bubuhan yang disebut tatuha bubuhan.
Pemukiman terbentuk dari satu atau beberapa bubuhan. Pemukiman bubuhan ditandai dengan tinggalnya sekelompok kekerabatan di sekitar rumah tua yang merupakan rumah bubuhan. Rumah bubuhan biasanya ditinggali oleh garis keturunan perempuan.
yang taat, walaupun terdapat pengaruh kepercayaan lama. Corak keislaman orang Banjar mencakup konsepsi-konsepsi dari imigran-imigran Melayu yang menjadi nenek moyang orang Banjar, dari sisa-sisa kepercayaan Hindu, dan sisa-sisa kepercayaanDayak yang ikut membentuk suku bangsa Banjar.


Daftar Pustaka


Halaman ini terakhir diubah pada 10.11, 6 Mei 2014

 Astrida Nayla  14.31